Lampung-Kota Metro (Dewantaranews.net)– Di ujung fajar yang menyentuh tanah Metro, langkah-langkah akan mulai menyusuri jejak sunyi dari masa silam. Besok, Jumat (25/4/2025), Wali Kota Metro, H. Bambang Iman Santoso dijadwalkan akan membuka sebuah perjalanan batin dan budaya yaitu Ekspedisi Goa Warak.
Ekspedisi tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan SMSI Fair 2025, sebuah upaya menyelami ulang denyut sejarah dari tanah yang pernah melahirkan keberanian.
Goa Warak bukan sekadar lubang dalam perut bumi. Ia adalah ruang bisu yang pernah menyelamatkan harapan, tempat rakyat kecil menyelamatkan nyawa dari gelegar laras penjajah.
Di sanalah, sejarah tidak ditulis dengan tinta, melainkan dengan napas dan air mata. Dan kini, setelah puluhan tahun membisu, pintunya akan terbuka kembali, namun bukan untuk pelarian, melainkan untuk pengenalan, penghayatan, dan penghormatan.
Ketua SMSI Kota Metro, Ali Imron Muslim, menyebut ekspedisi ini sebagai sebuah jembatan antara masa lalu yang nyaris terlupa dan masa kini yang haus makna.
Ali menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan semata seremoni, tapi ikhtiar bersama untuk menghidupkan kembali nilai perjuangan lokal yang sering tersembunyi di balik hiruk-pikuk zaman.
Jadwal pagi esok telah tersusun rapi. Dimulai dari persiapan singkat di titik awal pukul 07.15 WIB, peserta akan berjalan kaki menuju lokasi goa. Sebuah perjalanan singkat secara jarak, namun panjang secara makna. Di sana, pasukan Pramuka akan menyambut rombongan, seolah menjadi titisan semangat muda yang dulu turut berjuang.
"Ini merupakan sebuah langkah kecil untuk pelestarian besar. Kita akan melakukan penamaan pohon isem kembang dan sawo Manila, dua tanaman endemik khas Lampung yang kini mulai langka dan terancam punah. Ini juga merupakan bagian dari komitmen SMSI dalam pelestarian budaya pangan. Tidak hanya itu, kita juga akan bersama-sama meninjau Goa Warak, salah satu situs bersejarah di wilayah kota Metro," jelas Ali.
Sekitar pukul 08.15 WIB, Wali Kota akan menyampaikan sambutan dan membuka ekspedisi. Diperkirakan, sambutannya bukan hanya berisi kata-kata, tapi juga sebuah ajakan untuk melihat sejarah bukan sebagai beban masa lalu, tetapi sebagai cahaya penuntun masa depan.
“Goa Warak adalah simbol ketangguhan. Ia menyimpan napas rakyat yang bertahan di tengah gempuran. Hari ini, kita hidup dari keberanian mereka. Maka mari kita rawat ingatan ini. Dan sejarah ini akan kita sampaikan kembali hingga ke panggung nasional," ungkap Ketua SMSI Kota Metro.
Selepas itu, bibit-bibit pohon akan ditanam. Akar-akarnya akan tumbuh berkelindan dengan akar sejarah, menegaskan bahwa pelestarian alam dan pelestarian nilai adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan.
Lalu, peserta akan memasuki goa dengan kepala menunduk rendah, bukan karena sempitnya lorong, tapi karena hormat yang mendalam kepada masa lalu.
"Ekspedisi ini akan diakhiri dengan kebersamaan yaitu foto bersama, ramah tamah, dan kembalinya rombongan ke titik semula. Namun, semua yang hadir tahu, mereka tidak akan pulang sebagai orang yang sama. Ada kenangan yang tertinggal. Ada semangat yang dibawa pulang," tandasnya.
Goa Warak akan kembali sunyi setelah rombongan berlalu. Tapi kesunyiannya esok bukan lagi kesepian. Ia akan menjadi hening yang menyimpan harapan, bahwa ingatan kolektif tak lagi hanya hidup dalam buku sejarah, tapi dalam langkah kaki dan hati yang mau kembali menyapa jejak leluhur. (SMSI)